Luah seorang anak. Ibu segera memeluknya erat. Air matanya gugur kegembiraan. Sebaliknya , ayah masih bersuara diam tanpa suara.
Tidak lama, dengan perlahan dia bertanya, "Berapa biaya yang diperlukan untuk ke sana?"
Itulah ayah. Dia semacam kaku menuturkan bahasa kasih sayang dan cinta. Ayah berbicara bukan dengan perkataan, bukan juga dengan lisan. Tetapi dengan "tanggungjawab". Bahasa cinta auah ialah dukungan dan pembelaan...
Ayah bukan tidak punya cinta, bukan juga tidak punya rasa gembira. Tetapi jangkauan cinta ayah nun sudah beberapa langkah di hadapan. Ayah terlalu sibuk mencongak perbelanjaan. Bahasa cinta ayah melalui tindakan.
Sekalipun pahit yang diberi ayah, pahit itu hakikatnya adalah ubat yang merawat. Sekalipun pedih, itu bukan benci. Itu kerana ayah punya cara sendiri dalam mencintai kita.. Bahagianya, sering tidak diucapkan. Pujiannya jarang diluahkan. Kebanggaannya ada kalangan tidak bersuara..
Anak, bersyukurlah kepada Allah dengan mengasihi ayahmu... Selagi ayahmu masih ada..
Buat peringtan khusus buat diri ini terutamanya, jom sama-sama kita tajdid balik niat kita datang belajar masuk universiti ini kenapa... Pejam mata rasai dengan hati dan lafazkan :
"Demi Lillahi Taala aku berada disini.. InsyaAllah..."
Ketahuilah, dahulu disaat kita gembira mula menerima keputusan dapat memasuki mana-mana pusat pengajian si ayah sudah kalut mencongak perbelanjaan.. Jadi, adakah kita ditempatkan di sini hanya untuk berbahagia dengan kawan-kawan berbelanja sana berbelanja sini.. sibuk berkepit dengan "buah hati" yang belum halal tu ke sana ke mari..
Kita ditempatkan disini bersebab.. Allah telah memilih kamu untuk berada di sesuatu bidang itu bersebab... Tiada sebab lain melainkan untuk berbakti pada ummah kelak.. Si ayah sanggup melepaskan anak perempuannya jauh dari mata demi untuk melihat kejayaan menjadi milik kita jadi sanggupkah kita buat sesuatu yang tidak sepatutnya dibelakang dia.. Allahu~~ T_T
Kita ditempatkan disini bersebab.. Allah telah memilih kamu untuk berada di sesuatu bidang itu bersebab... Tiada sebab lain melainkan untuk berbakti pada ummah kelak.. Si ayah sanggup melepaskan anak perempuannya jauh dari mata demi untuk melihat kejayaan menjadi milik kita jadi sanggupkah kita buat sesuatu yang tidak sepatutnya dibelakang dia.. Allahu~~ T_T
Selagi ayah masih ada, selagi itu kita masih punya waktu untuk berbakti padanya.. Jangan sampai bila ajal menjemputnya kita masih belum punya apa-apa bakti padanya.. dan pada saat itu tangisan dan air mata tidak akan mampu lagi mengembalikannya..
Marah tanda sayang..
Tegas kerna kasih...
Itulah sifat seorang ayah... ^_^